Minggu, 28 Agustus 2016

Suami Selalu Pulanng Pagi

Maafkan aku, Suamiku....Setahun sudah kami berumah tangga, kehidupan kami normal-normal saja. Meskipun belum memiliki rumah sendiri, sebagai istri, aku tidak mempermasalahkannya.

Meski demikian, kami berusaha menabung setiap bulan agar bisa membeli rumah walau sederhana.

Ketika gaji suami naik dan tabungan terkumpul lumayan, kami memutuskan untuk membeli rumah seadanya.

Yang penting bisa ditempati. Itu pun dengan tambahan pinjaman dari kerabat kami.

Memiliki rumah sendiri adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami. Namun, suamiku harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan pinjaman dari kerabat.Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Mulai ada yang aneh dengan suamiku. Beberapa waktu lalu ia mengatakan akan lembur untuk mencari uang tambahan agar bisa melunasi pinjaman ke kerabat secepatnya.

Namun…Kini tiap hari ia lembur. Dan yang aneh, pulangnya dini hari. Sekitar jam 1 atau jam 2. Yang lebih aneh, begitu ia sampai rumah langsung mandi dan mencuci bajunya. Aku perhatikan beberapa hari, rutin ia lakukan begitu. Sampai di rumah langsung mandi dan mencuci baju.
Aku jadi curiga.

Aku mulai mencurigai suamiku, jangan-jangan ia selingkuh. Bagaimana mungkin tiap hari lembur hingga tengah malam bahkan dini hari? Agar tak lama-lama dilanda ketidakjelasan, suatu hari aku pun mendatangi kantornya.

Ternyata benar. Suamiku tidak lembur. Aku pun mengikutinya. Ia menuju ke sebuah restoran barbeque.

Dari seberang jalan aku mengatur emosi agar menahan diri. Tampak suamiku keluar dari restoran itu dengan baju putih, lalu ia mulai memanggang daging. Aku jadi ingat dulu suamiku pernah bilang ia suka memanggang daging dan banyak teman yang bilang kalau panggangannya enak.

Tak terasa air mataku menetes. Kuputuskan untuk masuk ke restoran itu dan memperhatikan suamiku lebih dekat. Ia tampak menikmati pekerjaannya namun tetap saja tanda lelah tampak dalam dirinya. Bagaimana tidak, sejak pagi ia telah bekerja di kantor dan kini ia bekerja lagi.

Aku tidak bisa membayangkan, ia melakukan hal ini sampai tengah malam. Air mataku semakin deras.
“Pesan apa Bu?” tanya seorang pelayan.
Aku segera mengusap air mataku.

“Segelas air minum saja, dan tolong kasihkan ke bapak yang memanggang daging itu,” pintaku disambut tatapan aneh sang pelayan.
Namun ia tetap memberikan minuman itu ke suamiku.
Saat suamiku menoleh ke arahku, ia kaget lalu mendatangiku.

Aku memeluknya erat dan banjirlah air mataku.
“Sayang, bagaimana kau bisa sampai di sini?” tanyanya.
“Aku tunggu Mas pulang kerja ya.”
Malam itu, suamiku menjelaskan semuanya. Dan aku pun meminta maaf telah mencurigainya.

“Maafkan aku. Aku melihatmu setiap pulang selalu langsung mandi dan mencuci baju. Rupanya kamu tidak mau tercium asap olehku. Aku sempat curiga kalau kamu memiliki wanita lain. Karena itulah aku mengikutimu.

”Mana mungkin?” kata suami sambil mencium keningku. “Engkau adalah wanita paling sempurna untukku. Sampai kapanpun tidak ada yang bisa menggantikanmu"

Sabtu, 27 Agustus 2016

Kisah Nyata, Penjual Bunga

Sebagai istri saya tentu ingin disayang suami. Belajar masak, rajin bersih-bersih rumah, berlaku lembut penuh cinta kepada suami, dan berusaha hemat dalam penggunaan uang belanja biar disebut istri cerdas & yang tersayang.

Setiap kali belanja kemanapun, saya pasti ngotot berusaha menawar dagangan dengan harga semurah mungkin. Diskon seribu dua ribu saya kejar, padahal energi yang dikeluarkan untuk tawar-menawar panjang bisa lebih dari itu. Tapi demi disayang suami, saya tetep ngotot. Tak jarang suami yang mengantar mulai tidak sabar & geleng-geleng kepala. Saya sih cuek saja, istri pelitnya ini selalu beralasan sama, kan biar hemat.

Suatu sore setelah lelah keliling pasar, di perjalanan menuju parkiran mobil seorang pedagang tanaman bunga yang berusia sepuh menawarkan dagangannya:

Pedagang: “Neng, beli neng dagangan bapak, bibit bunga mawar 5 pot cuma 25.000 per pot”
Tadinya saya cuek, tapi tiba-tiba teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong, wah murah nih pikir saya, cuma 25.000/pot, tapi ah pasti bisa ditawar.
Saya: “Ah mahal banget pak 25.000, udah 10.000/pot,” dengan gaya cuek saya menawar sadis.
Pedagang: “Jangan neng, ini bibit bagus. Bapak jual udah murah, 15.000 aja gimana neng bapak udah sore mau pulang.”

Saya ragu sejenak, memang murah sih. Di toko, bibit bunga mawar paling tidak 45.000 harga 1 pot nya. Tapi bukan saya dong kalau tidak berjuang.
Saya: “Halah udah pak, 10.000 ribu aja 1 kalau gak dikasih ya gak apa-apa,” saya berlagak hendak pergi.
Pedagang: “Eh neng…,” dia ragu sejenak dan menghela nafas. “Ya sudah neng gak apa-apa 10.000, tapi neng ambil semuanya ya, bapak mau pulang udah sore.”
Saya: (Saya bersorak dalam hati. Yeee…menang) “Oke pak, jadi 50.000 ribu ya utk 5 pot. Bawain sekalian ya pak ke mobil saya, tuh yang di ujung parkiran.”

Saya pun melenggang pergi menyusul suami yang sudah duluan. Si bapak pedagang mengikuti di belakang. Sesampainya di parkiran, si bapak membantu menaruh pot-pot tadi ke dalam mobil, saya membayar 50.000 lalu si bapak tadi segera pergi. Lalu terjadilah percakapan berikut dengan suami,

Saya: “Bagus kan yang, aku dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah.”
Suami: “Oohh..berapa kamu bayar ?”
Saya: “50 ribu.”
Suami: “Hah…!!! Itu semua 5 pot ?” dia kaget
Saya: “Iya dong… hebat kan aku nawarnya ?
Tadi Dia nawarinnya 25.000 1 pot,” saya tersenyum lebar dan bangga.
Suami: “Gila kamu, sadis amat. Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu susul itu si bapak sekarang, kamu bayar dia 125.000 tambah upah bawain ke mobil 25.000 lagi. Nih, kamu kejar kamu kasi dia 150.000 !” Suami membentak keras dan marah, saya kaget dan bingung.
Saya: “Tapi…kenapa..?”
Suami: Makin kencang ngomongnya, “Cepetan susul sana, tunggu apa lagi.”

Tidak ingin dibentak lagi, saya langsung turun dari mobil dan berlari mengejar si bapak tua. Saya lihat dia hendak naik angkot di pinggir jalan.
Saya: “Pak……tunggu pak…”
Pedagang: “Eh, neng kenapa ?”
Saya: “Pak, ini uang 150.000 pak dari suami saya katanya buat bapak, bapak terima ya, saya gak mau dibentak suami, saya takut.”
Pedagang: “Lho, neng kan tadi udah bayar 50.000, bener kok uangnya,” si bapak keheranan.

Saya: “udah bapak terima aja. Ini dari suami saya. Katanya harga bunga bapak pantesnya dihargain segini,” sambil saya serahkan uang 150.000 ke tangannya.
Pedagang: Tiba-tiba menangis dan berkata, “Ya Allah neng…makasih banyak neng…ini jawaban do’a bapak sedari pagi, seharian dagangan bapak gak ada yang beli, yang noleh pun gak ada. Anak istri bapak lagi sakit di rumah gak ada uang buat berobat.

Pas neng nawar bapak pikir gak apa-apa harga segitu asal ada uang buat beli beras aja buat makan. Ini bapak mau buru-buru pulang kasian mereka nunggu. Makasih ya neng…suami neng orang baik. Neng juga baik jadi istri nurut sama suami, Alhamdulillah ya Allah. Bapak pamit neng mau pulang…,” dan si bapak pun berlalu.
Saya: (speechless dan kembali ke mobil).

Sepanjang perjalanan saya diam dan menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah mungkin hanya karena kita pelit. Berapa banyak usaha si bapak sampai bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh saya. Sejak itu, saya berubah dan tak pernah lagi menawar sadis kepada pedagang kecil manapun. Percaya saja bahwa rejeki sudah diatur oleh Tuhan.

Jangan memperlakukan orang lain semena-mena.

Ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat untuk kita yang kadang tidak adil dalam memperlakukan orang lain semena-mena.

Semoga tidak terjadi pada anda…..

Selasa, 23 Agustus 2016

Salah dan Benar

Suatu hari pak guru menulis ini di white board :

9×1=7
9×2=18
9×3=27
9×4=36
9×5=45
9×6=54
9×7=63
9×8=72
9×9=81
9×10=90

Ketika pak guru telah menyelesaikan tulisannya, ia menatap para muridnya yang kemudian mulai menertawakannya karena perhitungan yang paling atas adalah salah.

Kemudian pak guru berkata :

"Saya sengaja menulis salah dengan satu tujuan sebab saya ingin kalian belajar sesuatu dari ini.

Saya ingin kalian tahu bagaimana dunia ini memperlakukan kita.

Kalian kan sudah melihat bahwa saya menuliskan hal yang benar sebanyak 9 kali.

Tapi tak ada satupun dari kalian yang memberi selamat atau pujian kepada saya.

Kalian malah menertawakan saya hanya untuk satu kesalahan saja."

Hidup ini jarang sekali mengapresiasi hal hal baik yang kita lakukan jutaan kali sekalipun.

Hidup ini justru akan mengkritisi SATU saja kesalahan kecil yang kita lakukan.

Tapi kita tak perlu berkecil hati.

Teruslah melangkah.
Jangan takut berbuat salah.

Jangan risaukan apa yang akan orang lain katakan tentang kita.

Ibarat kata pepatah :

Hujan sehari menghilangkan kemarau sebulan.

Rabu, 22 Juni 2016

Paketan

Ada seorang dermawan yg dari atas gedung menebar uang pecahan:

Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 100.000,-

Di bawah gedung, berkerumun banyak orang yg sibuk. Mereka saling berebut memunguti uang yg berserakan _*"TANPA ADA YANG PEDULI"* sumber uang itu dari _SIAPA._

Suatu saat, Sang Dermawan naik lagi ke atas gedung tsb & kali ini beralih menebar kerikil-kerikil kecil ke dalam kerumunan orang yg ada di bawah. Sontak terjadi keramaian.

Ada yg terkena di kepala, bahu, tangan, punggung & anggota tubuh lainnya. Lalu mereka panik & marah, menengadah ke atas berusaha  _"MENCARI TAHU"_ dari mana sumber dari kerikil-kerikil tsb dijatuhkan?

Itulah sikap dari kebanyakan manusia, saat , _*BERKAH*_
(hal yg menguntungkan) datang,
semua _sibuk tanpa peduli siapa yg memberi & sedikit sekali yg mampu berterima kasih & mau mengucap syukur atas keberkahan tsb._

Namun saat _*masalah datang,*_ maka semua akan _spontan mencari sumber masalah & biang keroknya. Mereka akan serta-merta marah & menyalahkan orang lain tanpa mau cari solusi lagi._ "Apakah kita hanya mau menerima yg baik saja, tetapi tidak mau menerima yg buruk ?"

Tanpa mau tahu bahwa hidup ini sebenarnya sudah _*satu paket,*_ baik & buruk, senang & susah, semuanya satu kesatuan yg tak mungkin terpisahkan.

Bila suatu ketika kita _"kena giliran" menjalani hal-hal buruk & susah, maka jalanilah dgn tabah & tetap _*bersyukur*_, karena hanya itu kuncinya...

Mau belajar _*SABAR?*_
Nanti kita akan ketemu dgn orang-orang yg _keras kepala kepada kita._

Mau belajar _*MENGAMPUNI?*_
Nanti kita akan dipertemukan dgn orang-orang yg _menyakiti kita._

Mau belajar _*MEMBERI?*_
Sebentar lagi kita akan dihadapkan dgn orang-orang yg _berkekurangan._

Mau belajar _*RENDAH HATI?*_
Tunggu saja, nanti akan ada orang-orang yg _merendahkan diri kita._

Kabar buruknya, _*"HIDUP INI TAK AKAN ADA YANG SEMPURNA !"*_

Kabar baiknya, _*"KITA TAK PERLU HIDUP YANG SEMPURNA UNTUK BISA MENIKMATINYA"*_

Semoga bermanfaat...

☝🏼👳🏼 _Have a *barokah Ramadhan...*_

Senin, 13 Juni 2016

Jelita dan Lolita

Tulisan _*Peter F Gontha*_ yang bagus.

"Dear *JELITA* (Jelang lewat Lima puluh Tahun) dan *LOLITA* (Lolos Lima puluh Tahun)"

1. Pada saat usia telah 50 tahun, hendaklah belajar mengasihi diri sendiri. Berusaha menikmati hidup.
Saat masih bisa menikmatinya jangan pelit terhadap diri sendiri.

2. Anak-anak telah dewasa, harus yakin mereka akan sukses, masing-masing mempunyai rejekinya sendiri.  Berhentilah mengkhawatirkan mereka.

3. Kita harus hidup berbahagia di dunia ini. Meski pun setiap rumah tangga memiliki masalahnya sendiri.
Tidak perlu membandingkan jabatan dan kekuasaan dengan orang lain.......ingat jabatan itu hanya sementara......persahabatan selamanya.

Sampai usia 50 tahun kita harus hidup lebih bahagia, lebih sehat, dan panjang umur daripada orang lain.

4. Kemampuan setiap orang ada batasnya, meskipun kita bisa seperti superman.

Terhadap hal-hal yang di luar kemampuan kita janganlah terlalu risau. Risau pun tidak ada gunanya, yang hanya akan mempengaruhi emosional, fisik dan kesehatan.

5. Saat pensiun masih mengandalkan diri sendiri, jangan terlalu mengharapkan anak. Harta warisan kita kasih sewajarnya saja untuk anak. Karena penghasilan anak juga bukanlah milik kita, dimintai pun sulit.

6. Berusaha sendiri mencari teman di hari tua, Berusaha mencari sahabat di hari tua, anak yang soleh mempunyai bakti, namun mereka akan disibukkan oleh pekerjaan. Tidak dapat setiap saat mendampingi kita.

7. Saat usia 50 tahun janganlah menukarkan kesehatan dengan Harta Duniawi.
Uang yang dicari tak berujung, bahkan jika di paksa, hanyalah untuk membeli sejumlah obat, bukan untuk kesehatan kita.

8. Kebahagiaan hanya dapat diupayakan oleh diri sendiri.

Asalkan memiliki nurani yang baik maka setiap hari akan terjadi hal-hal yang baik, maka setiap hari akan bahagia.

9.  Semangat yang baik membuat tidak mudah sakit.
Semangat yang baik dapat menyembuhkan dan mempercepat penyembuhan penyakit. Maka pertahankan semangat itu.

10.  Suasana hati yang baik, Olahraga yang tepat, jiwa yang sehat. Makan makanan yang tepat dan hidup teratur. Maka dapat hidup sehat dan panjang umur.

11. Makna kehidupan dimulai dari usia 50 tahun.

_*Banyak yang tidak mengalami Lolita, karena melupakan Jelita.*_

Jumat, 10 Juni 2016

Manfaat Tilawah Al Quran

Mengapa membaca Al Qur'an itu penting ?

Karena menurut survey yang dilakukan oleh dr.  Al Qadhi
di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat,
berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci  al Qur'an
baik bagi  yg mengerti bahasa Arab atau tidak,  ternyata memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Termasuk salah satunya menangkal berbagai macam penyakit.
Hal ini dikuatkan lagi oleh penemuan Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston.

Lalu mengapa di dalam Islam ketika kita mengaji disarankan untuk bersuara ? Minimal untuk diri sendiri alias terdengar oleh telinga kita.

Berikut penjelasan logisnya :

✅Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama,
dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini
akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh.
Nah sel2 yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya.
Hal ini artinya harus dengan suara.
Maka muncullah terapi suara.
Ditemukan oleh Alfred Tomatis seorang dokter di Prancis.

Sementara Dr. Al Qadhi menemukan bahwa
Memnbaca Al Qur'an dengan bersuara,
memberikan pengaruh yg luar biasa terhadap sel2 otak untuk mengembalikan keseimbangannya.

✅Penelitian berikutnya membuktikan sel kanker dapat hancur dengan menggunakan frekuensi suara saja.
Dan kembali terbukti bahwa membaca Al Qur'an memiliki dampak hebat dlam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker.

✅Virus dan kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al Qur'an
dan disaat yang sama , sel2 sehat menjadi aktif.
Mengembalikan keseimbangan program yang terganggu tadi.
QS Al Isra' : 82. Ayo buka ayatNYA👌🏽

Dan yang lebih menguatkan supaya diri ini makin getol baca Qur'an adlah karena menurut survey :
SUARA YANG PALING MEMILIKI PENGARUH KUAT TERHADAP SEL2 TUBUH
ADALAH SUARA SI PEMILIK TUBUH ITU SENDIRI !
QS 7  : 55, QS 17: 10 Ayo buka..👌🏽

Mengapa sholat berjamaah lebih di anjurkan ?
Karena ada doa yg dilantunkan dengan keras sehingga terdengar oleh telinga,
Dan ini bisa memgembalikan sistem yang seharian rusak.

Mengapa dalam Islam mendengarkan lagu hingar bingar tidak dianjurkan ?
Karena survey membuktikan bahwa getaran suara bisa MEMBUAT TUBUH TIDAK SEIMBANG

Maka kesimpulannya adalah :
1. Bacalah Al Qur'an di pagi hari dan malam hari sebelum tidur untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal.

2. Kurangi mendnegarkan musik hingar bingar, ganti saja dgn murotal yang jelas2 memberikan efek menyembuhkan.
Siapa tau kita punya potensi kena kanker, tapi karena rajin dengerin murotal, keburu hancur sebelum terdeteksi..

3. Benerin baca Qur'an , karena efek suara kita sendirilah yang paling dasyat dalam penyembuhan.

Selamat Mencoba dan semoga bermanfaat😊🙏
Yuuk smngat Tilawah✊🏻✊🏻✊🏻

Memaafkan

Memaafkan seringkali terasa begitu sulit. Kita seringkali merasa bahwa memaafkan adalah "hukuman" yang pantas kita berikan pada orang yang telah menyakiti kita.

Namun sebenarnya, tidak mau memaafkan lebih menjadi hukuman bagi diri kita sendiri sebab selama kita belum bisa memaafkan maka berarti kita masih menyimpan amarah bahkan dendam. Amarah dan dendam yang justru akan menggerogot diri kita atau yang selamanya menjadi beban kemanapun kita melangkah.

Memaafkan seseorang yang menyakiti kita juga seringkali terasa sulit kita lakukan karena kita merasa diri kita begitu lemah atau bodoh atau tidak bernyali sehingga diri kita bisa membiarkan orang lain untuk menyakitinya.

Tidak mau memaafkan bisa juga menjadi wujud dari kekecewaan kita terhadap diri kita sendiri. Pertanyaannya, sampai kapan? Tidakkah kita ingin menyudahi kekecewaan itu?

Memaafkan seharusnya bisa lebih bijak kita sikapi justru sebagai bentuk rasa cinta kita kepada diri kita sendiri karena kita tidak mau membiarkan diri kita digerogoti terus menerus oleh amarah dan dendam serta kita tak ingin memberatkan langkah kaki kita dengan tumpukan amarah dan dendam yang tidak berkesudahan.

Memaafkanlah meski terasa sulit. Yakinilah bahwa memaafkan justru akan berakibat lebih baik bagi diri kita sendiri.